Detail Cantuman Kembali
PEMBENTUKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PENCAK SILAT TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH (studi Kasus di SMP Muhammadiyah 6 Sukajadi Bandung)
ABSTRAKrnrnrnrnPembentukan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan. Proses pembiasaan dalam pencak silat TSPM merupakan bagian pembentukan nilai-nilai karakter bagi siswa di sekolah Muhammadiyah. Pembentukan karakter yang dilakukan dengan cara pembiasaan akan memberi kesempatan kepada siswa tidak hanya memahami karakter secara teoritis tetapi juga secara praktek. Hal ini dikarenakan pencak silat TSPM bukan sekedar melatih ketangkasan diri tetapi juga melatih kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengkaji lebih dalam proses pembentukan nilai karakter melalui pencak silat TSPM di SMP Muhammadiyah 6 Sukajadi Bandung. rn Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai karakter, proses pembentukan nilai-nilai karakter, evaluasi pembentukan nilai-nilai karakter dan faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan nilai-nilai karakter melalui pencak silat TSPM di SMP Muhammadiyah 6 Bandung.rnPenelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif naturalistik. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakasek kesiswaan, pelatih dan murid TSPM. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi.rn Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai-nilai karakter yang diajarkan dalam pelatihan pencak silat TSPM secara implisit telah mencakup 5 pilar karakter dalam pendidikan pencak silat. Namun, internalisasi nilai-nilai tersebut belum sepenuhnya ada pada sikap dan perilaku murid-murid TSPM. Proses pembentukan nilai karakter dilakukan dengan mengintegrasikan program TSPM dalam kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Selama pembelajaran/pelatihan, murid-murid dibiasakan untuk beribadah tepat waktu, bersikap sopan dan hormat, berjiwa mandiri dan ksatria serta bermental jujur, disiplin dan tanggung jawab. Model pembentukan yang dilakukan adalah murid diajarkan knowing the good, feeling the good, dan acting the good. Ketika seorang murid TSPM sudah tahu dan mau melakukan perilaku kebajikan karena dia cinta dengan perilaku kebajikan itu, maka seiring waktu hal tersebut akan menjadi sebuah kebiasaan. Evaluasi pembentukan nilai karakter belum sepenuhnya optimal dilakukan oleh pelatih TSPM. Hal ini disebabkan perangkat evaluasi terutama aspek afektif (sikap) belum siap dan kemampuan pelatih yang terbatas. Faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan nilai karakter muncul dari faktor internal dan eksternal. Faktor pendukung pembentukan adalah pegawai dan suasana sekolah yang religious, pelatih yang kompeten, fasilitas pelatihan yang cukup baik dan alokasi dana operasional dari BOS. Sedangkan faktor penghambatnya ialah siswa yang kurang perhatian, pelatih hanya satu padahal murid banyak, fasilitas padepokan kurang memadai buat pertandingan dan dana yang kurang mencukupi ketika mengikuti pertandingan pencak silat. rn
TESIS
375 WID p
375
Buku Teks
Indonesia
Universitas Islam Bandung
2014
Bandung
vii, 116 hlm, 21x 29,5 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...